"Bagaimanakah masa depanku" begitulah Risaumu juga Risauku
Siapa yang tak khawatir tentang masa depannya, pasti pernah terbesit dalam benak kita kalimat berikut ini; "bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang? Apakah kebutuhanku bisa terpenuhi seperti saat ini, saat masih dinafkahi orang tuaku?", begitulah kira-kita beberapa pertanyaan yang diajukan pada diri...

RafaTower, jumat 18 September 2020 pukul 10:04 hari dimana aku menulis rangkaian kata ini, disini kita bisa melihat banyak hal, terutama gedung-gedung bertingkat yang menjulang dan nampak berdiri kokoh, rumah-rumah warga yang bertebaran dengan beberapa atapnya yang memantulkan cahaya matahari, pepohonan yang mungkin sudah tumbuh sejak berpuluh tahun atau bahkan beratus tahun yang lalu, kita juga bisa melihat manusia yang terlihat begitu kecil, di pinggir lapangan berjejer tempat mengisi perut... Hhhhe, pembahasan makan tak pernah terlupakan 😂
Setelah kita melihat beberapa hal di atas, mari kembali pada kata Risau, lalu hubungkan dengan jawaban untuk beberapa pertanyaan ini... Siapakah pemilik gedung-gedung bertingkat yang menjulang dan nampak berdiri kokoh itu?, Siapakah pemilik beribu atau bahkan berjuta rumah warga yang bertebaran itu?, siapa yang menumbuhkan dan memelihara pohon-pohon besar itu? Siapakah yang menciptakan manusia yang masing-masing mereka diberi jantung yang berdetak terus menerus dengan begitu banyak nikmat yang diterimanya hingga tak terhitung? Jawabannya satu Allah subhanahuwataa'la lah pemilik semua itu, Tuhan kita...
Saat kita tau Allah begitu kaya, apa yang akan kita risaukan? Kita hanya perlu menanamkan satu hal dalam hati yaitu keyakinan bahwa Allah telah menjamin hidup kita di dunia ini. Kita perlu belajar dari seekor burung yang keluar dari sangkarnya terbang tak tentu arah di pagi hari untuk mencari rezeki yang telah ditetapkan Allah untuknya, di sore hari dia kembali dengan perut kenyang.
Yakin akan takdir itu harus, namun berkata "semuanya sudah ditakdirkan jadi tak perlu berlelah lelah, kita pasti mendapatkan apa yang telah Allah tetapkan". Memang benar apa yang telah ditetapkan untuk kita, kita pasti akan mendapatkannya, namun kita juga harus sadar bahwa takdir dijalankan dengan kaidah sebab akibat. Kita harus berusaha menempuh jalan yang mengantarkan pada apa yang kita harapkan, saat seseorang ingin makan maka dia harus berusaha, walaupun makanan itu sudah ada di tangannya jika dia tak mau mengayunkan atau mengarahkan tangan itu hingga sampai kemulutnya maka makanan itu tak akan sampai ke perutnya, tak akan menjadi rejeki baginya. Dari sini kita tau bahwa segala sesuatu harus diusahakan.
Untuk menjalani hidup kita harus tau mana yang baik dan buruk, agar upaya yang kita pilih tidak menyengsarakan di kehidupan yang abadi. Untuk tau mana yang perintah dan mana yang larangan kita harus belajar, belajar sepanjang hayat hingga kita masuk ke liang lahat. Agar kita bisa memperhatikan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah dalam ikhtiar kita menjemput takdir baik yang diharapkan.
Semoga kita bisa bertahan untuk tidak melewati garis batas larangan yang tak boleh kita lalui dalam segala upaya mewujudkan harapan dan cita-cita.
Semangatttt 💛
Baca juga artikel ini yuk, bahasannya bagusss, terutama yang belum menikah hhhhhe... https://muslimah.or.id/63-siapakah-yang-ukhti-pilih.html
Komentar
Posting Komentar
Untuk kesan, pesan, dan saran bisa dikirimkan melalui kolom komentar yaaa :)