MAKALAH IAD/ISD/IBD

 MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA




DISUSUN OLEH: KELOMPOK DUA

ANGGUN LATIFAH             1654400008

ARTAWATI                           1654400013

DWI RIZKY AMELIA           1654400033

FERA PRADITA                  1654400034

FITRIA WANDA SARI         1614400037

GITA FITRI                           1654400038

DOSEN PEMBIMBING:

Drs. AHMAD ZAINAL

 

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami bisa menyelasaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

            Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota” yang menurut kami dapat memberikan manfaat  besar bagi kita semua.

            Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

            Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Semoga makalah ini bermanfaat Aamiin.

Palembang, Desember 2016

 


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang .............................................................................................

B.   Rumusan Masalah .......................................................................................

C.   Tujuan Penulisan .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.   Desa, Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa .......................................

1.  Desa dan Masyarakat Desa .......................................................................

2.  Pembangunan Desa ....................................................................................

3.  Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan Desa ....................

B.   Kota, Masyarakat Kota dan Pembangunan Kota ...........................................

1.  Masyarakat Kota dan Ciri-cirinya ...............................................................

2.  Hubungan Desa – Kota ...............................................................................

3.  Pembangunan Perkotaan ...........................................................................

BAB III PENUTUP

A.   KESIMPULAN ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam GBHN telah ditegaskan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Selanjutnya di dalam GBHN juga disebutkan bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pemerintah Indonesia telah menyusun perencanaan pembangunan nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).

Sejak PELITA III, pemerintah bahkan telah bertekad untuk semakin meningkatkan gerak pembangunan di wilayah pedesaan. Hal ini mengingat karena sekitar 76% masyarakat Indonesia bertempat tinggal di pedesaan. Sehingga semua jenis pembangunan, baik program sektoral, regional dan inpres di pustkan ke daerah pedesaan. Oleh karena itu, pembangunan desa terlebih dahulu ditujukan kepada perubahan kehidupan masyarakat pedesaan yang umumnya masih terbelakang dan bersifat tradisional ke arah kehidupan yang lebih maju dan modern.

Kota-kota dewasa ini, tidak hanya merupakan konsentrasi pemukiman penduduk, tetapi juga merupakan konsentrasi berbagai macam kegiatan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan administrasi pemerintahan. Sebagai tempat pemusatan penduduk, di kota-kota timbul berbagai macam kebutuhan, dengan demikian terdapat berbagai macam bentuk kerjasama yang akan terjadi antara kota dan daerah sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah, ialah sebagai berikut:

1.    Apa yang dimaksud dengan desa dan masyarakat desa

2.    Bagaimana pembangunan desa       

3.    Bagaimana partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa    

4.    Apa yang dimaksud dengan masyarakat kota dan ciri-cirinya     

5.    Bagaimana hubungan desa – kota   

6.    Bagaimana pembangunan perkotaan          

C. Tujuan Penulisan

1.  Dapat mengetahui makna desa dan masyarakat desa       

2.  Dapat mengetahui bagaimana pembangunan desa            

3.  Dapat mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa         

4.  Dapat mengetahui makna masyarakat kota dan ciri-cirinya           

5.  Dapat mengetahui bagaimana hubungan desa – kota        

6.  Dapat mengetahui bagaimana pembangunan perkotaan  


 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Desa, Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa

1.  Desa dan Masyarakat Desa

Di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979, tentang pemerintahan desa disebutkan bahwa: desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat desa adalah sejumlah penduduk yang merupakan kesatuan masyarakat dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Dengan kata lain masyarakat desa adalah sejumlah penduduk yang tinggal di desa.

Ciri-ciri masyarakat desa menurut Landis:

·      Suatu daerah yang berpenduduk kurang dari 2.500;

·      Mempunyai derajat intimitas dan informalitas yang tinggi;

·      Pertanian merupakan kepentingan masyarakat.

Perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota menurut Bintarto:

NO

UNSUR PEMBEDA

DESA

KOTA

1

Mata pencaharian

Agraris homogen

Non agraris heterogen

2

Ruang kerja

Lapangan terbuka

Ruang tertutup

3

Musim/cuaca

Penting dan menentukan

Tidak menentukan

4

Keahlian/ keterampilan

Umum dan tersebar

Ada spesialisasi

5

Rumah dan tempat kerja

Dekat

Berjauhan

6

Kepadatan penduduk

Tidak padat

Padat

7

Kontak sosial

Frekuensi kecil

Frekuensi besar

8

Lembaga-lembaga

Terbatas dan sederhana

Banyak dan kompleks

9

Stratifikasi sosial

Sederhana dan sedikit

Kompleks dan banyak

10

Kontrol sosial

Adat/tradisi

Hukum peraturan tertulis

11

Sifat kelompok

Gemeinschaft

Gesellschaft

12

Mobilitas

Rendah

Tinggi

13

Status sosial

Stabil

Tidak stabil

 

2.  Pembangunan Desa

Pembangunan Masyarakat Desa atau Community Development, usaha pembangunannya hanya diarahkan pada kualitas manusianya; sedang Pembangunan Desa atau Rural Development, mengusahakan pembangunan masyarakat yang dibarengi lingkungan hidupnya.

Tujuan Pembangunan Desa menurut Sudiharto Djiwandono:

·         Tujuan ekonomis, yaitu meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan, dalam rangka mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan;

·         Tujuan Sosial, ke arah pemerataan kesejahteraan penduduk desa;

·         Tujuan kultural, dalam arti meningkatkan kualitas hidup pada umumnya dari masyarakat pedesaan;

·         Tujuan politis, dalam arti menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat desa secara maksimal dalam menunjang usaha-usaha pembangunan serta dalam memanfaatkan dan mengembangkan selanjutnya hasil-hasil pembangunan.

 

3.  Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan Desa

Setiap masyarakat mempunyai peluang untuk memanfaatkan kesempatan yang timbul dalam proses pembangunan, di samping berhak menikmati hasil pembangunan. Tetapi juga sebagai kewajiban karena pada dasarnya semua warga masyarakat wajib ikut serta memikul beban pembangunan dan mensukseskan jalannya pembangunan.

Partisipasi memang selalu ditekankan. Hal ini adalah untuk menyadarkan rakyat agar mereka merasa memiliki program program pembangunan yang dilaksanakan. Sehingga hasil-hasil pembangunan tidak hanya bermanfaat dimasa sekarang saja, tetapi juga dimasa yang akan datang.

Berpartisipasi tidak hanya berarti menyumbang tenaga tanpa dibayar, tetapi partisipasi diartikan dengan ikut serta. Hal ini sebenarnya untuk menghindarkan rakyat dari status sebagai sarana pembangunan atau objek pembangunan, tetapi menempatkan rakyat sebagai subjek atau pelaku pembangunan.

Partisipasi juga bisa dalam bentuk ide, proses pengambilan keputusan, rasa ikut memiliki serta ikut memanfaatkan hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Mubyarto mengatakan bahwa partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

1.  Tahap perencanaan, warga ikut dalam merencanakan.

2.  Tahap pelaksanaan, terlibat dalam program pembangunan yang sedang berjalan.

3.  Tahap pemanfaatan, memanfaatkan hasil pembangunan.

Keadaan ideal dalam keikutsertaan maasyarakat adalah di dalam tahap perencanaan. Karena hal ini menyangkut masa depan masyarakat itu sendiri. Sehingga semakin besar kemampuan masyarakat desa untuk menentukan nasib meraka sendiri, maka makin besar pula partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Komunikasi Kelapa Desa

            Kepala desa sebagai seorang pemimpin mempunyai 3 peran yang harus dilaksanakan sekaligus. Ketiga peran tersebut menurut Onong Uchyana Effendy, adalah sebagai komunikator, sebagai negotiator dan sebagai monitor.

1)  sebagai komunikator

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin sebagai komunikator adalah:

a)    daya tarik komunikator (source attractiveness). Artinya seorang komunikator akan mampu merubah sikap, tingkah laku komunikan, bila komunikan merasa ada kesamaan-kesamaan antara komunikan-komunikator;

b)    kepercayaan pada komunikator (source credibility). Artinya di dalam berkomunikasi seorang komunikan akan sangat mempercayai komunikator apabila komunikator tersrbut benar-benar menguasai masalah atau mempunyai kelebihan keahlian dari komunikan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar pemimpin dapat berhasil dalam berkomunikasi, yaitu:

a)    kerangka referansi, di sini berarti seorang pemimpin akan mampu berkomunikasi dengan bawahannya/komunikan apabila mampu menyamakan kerangka referensinya dengan kerangka referensi komunikan;

b)    situasi dan kondisi;

c)    konotasi, di sini menyangkut tentang penafsiran (interpretasi) kata-kata yang disampaikan dalam berkomunikasi.

 

2)  sebagai negotiator

Di sini pemimpin mendengarkan suara-suara yang datang dari masyarakatnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

a)    etos pemimpin, kalau pemimpin benar-benar menguasai masalah, mempunyai iktikad baik dan dapat dipercaya, maka etosnya di mata warga masyarakat akan naik;

b)    peranan mendengarkan, walaupun pemimpin adalah seorang kominikator, tetapi kemampuan mendengarkan dengan baik berperan sangat penting sekali.

 

3)  sebagai monitor.

Pemimpin harus mampu meneliti gejala-gejala yang ada atau yang timbul dalam masyarakat setelah ia menyampaikan informasinya. Peran ini akan memberikan pengaruh yang baik pada warga masyarakatnya, karena masyarakat yang diperhatikan oleh pemimpinnya akan merasa senang dan memberikan imbalan dengan lebih giat bekerja.

Tanpa komunikasi dari Kepala Desa, maka pesan-pesan atau informasi sulit dibayangkan untuk sampai pada masyarakat desa. Dengan ketiga perannya dalam berkomunikasi, Kepala Desa akan lebih mengetahui dengan sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan warganya. Dengan demikian, partisipasi dari warga masyarakat akan dapat lebih diharapkan dan ditingkatkan. Karena pada hakikatnya pembangunan yang dilaksanakan adalah kebutuhan dan milik rakyat.

 

B. Kota, Masyarakat Kota dan Pembangunan Kota

1.  Masyarakat Kota dan Ciri-cirinya

Kota merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi. Dengan adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik, tidaklah aneh kalau kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara pada umumnya. Kota yang letaknya strategis akan berkembang dengan pesat.

Pertambahan penduduk dan kemajuan teknik merupakan dua hal yang sangat besar pengaruhnya atas situasi dan perkembangan masyarakat. Perkembangan yang dimaksud adalah suatu pertumbuhan yang menjadikan masyarakat selalu berubah (bertambah).

Walaupun jumlah penduduknya padat, hidup berdekatan satu dengan yang lain, tetapi hubungan di antara masyarakat kota terjadi sepintas sekilas saja, kurang akrab dan dingin. Semua tali hubungan dijalin secara formal dan kaku, sifat individualisme dan materialistis. Masyarakat kota lebih pada perhitungan rugi laba yaitu yang memberi keuntungan pada dirinya. Sistem perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan sangat bervariasi. Industri dilakukan secara terus-menerus dan besar-besaran, dengan tenaga manusia, mesin, maupun komputer.  Banyak pekerjaan-pekerjaan yang menuntut keahlian khusus, tetapi ada juga macam-macam pekerjaan yang menekankan kemampuan tenaga kerja kasar saja. Dengan kegiatan ekonomi di kota yang beraneka ragam dan kompleks tersebut, akhirnya menghasilkan sistem pelapisan sosial dari anggota masyarakat yang bersangkutan.

Ciri-ciri masyarakat kota adalah sebagai berikut:

1.  Hererogenitas sosial

Karena masyarakat kota adalah masyarakat yang berasal dari aneka duku maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok lainnya. Maka dari itu sering terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok yang lain.

2.  Hubungan Sekunder

Pergaulan dengan sesama anggota (orang lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu. Pergaulan yang mendalam secara kekeluargaan dan saling mengisi kebutuhan sulit dilakukan.

3.  Toleransi Sosial

Selama tingkah laku seseorang tidak merugikan umum atau tidak bertentangan dengan norma yang ada, masih dapat diterima dan ditolelir.

4.  Kontrol Sekunder

Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan.

5.  Mobilitas Sosial

Sangat mudah sekalu terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal.

6.  Individual

Apa yang masyarakat kota inginkan dan rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dan kerjasama dari masyarakat lain sulit untuk diharapkan.

7.  Ikatan Sukarela

Dalam organisasi tertentu yang mereka sukai, secara sukarela ia menggabungkan diri dan berkorban.

8.  Segregasi Keruangan

Akibat dari heterogenitas sosial dan kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa dan sebagainya. Maka dari itu akhirnya terjadi pemisahan tempat tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu.

Menurut Bintarto dalam bukunya pengantar Geografi Kota maka beberapa cirri fisik dapat ditunjukkan sebagai berikut :

1)    Tempat untuk pasar dan pertokoan. Pasar  merupakan tititk api atau fokus point dari suatu kota. Waktu  dulu pasar merupakan daerah yang terbuka, dimana para petani dan para pengrajin membawa barangnya dan melaksanakan perdagangan secara barter atau tukar barang dengan barang. Kemajuan di bidang transportasi dan digunakan system uang maka system barter ini menjadi sistem jual beli.

2)    Tempat untuk parkir. Daerah pusat kegiatan di kota ini dapat hidup karena adanya jalur jalan, alat pengangkutan sebagai wadah arus penyalur maupun pengangkutan orang tidak selalu dalam keadaan bergerak terus, tetapi berhenti di tempat tertentu. Masalah parkir ini telah banyak menimbulkan kesulitan bagi kelancaran lalu lintas dikota, karena di negara maju tempat parkir ini tidak hanya dibuat dalam dua dimensi, tetapi sudah  tempat parkir dibawah tanah atau di atas toko maupun pasar.

3)    Tempat rekreasi dan olahraga di kota atau desa adalah penting bagi manusia. Ruang untuk keperluan rekreasi ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

a)    Halaman bermain atau payload yang dimanfaatkan oleh anak-anak yang bersekolah ditaman kanak-kanak. Halaman bermain ini dilengkapi dengan berbagai permainan ayunan, putaran  dan lapangan hijau untuk berlari-lari dan sebagainya.

b)    Halaman bermain kelompok tetnagga atau neighborhood playground yang diperuntukkan bagi anak-anak umur 6 tahun sampai 14 tahun. 

c)    Lapangan bermain atau play field yang disedianakan untuk para remaja dan orang-orang dewasa. Kompleks ini meliputi, lapangan untuk segalai permaian bola, sepak bola, volley, bola tenis, dan sebagainya. Lebih baik lagi jika ditambah dengan kola renang, lapanagn golf, dan sebagainya.

2. Hubungan Desa-Kota

            Kegiatan ekonomi dikota berbeda dengan kegiatan ekonomi di pedesaan. Di desa kegiatan  ekonominya terutama memproduksi bahan pangan(agraris), baik untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduknya sendiri maupun untuk menucukupi kebutuhan orang kota. Kota yang menghasilkan barang industry serta bermacam-macam jasa yang sebagian dibutuhkan oleh penduduk pendesaan. Kota dan desa saling membutuhkan dan saling melengkapi. Dengan adanya hubungan kota dengan desa akan menimbulkan adanya interaksi di antara keduanya. Interaksi tersebut dapat dilihat sebagai proses sosial, proses ekonomi, proses budaya ataupun proses politik dan lainnya. Menurutu Bintarto terjadinya interaksi antara desa dan kota tersebut dapat terjadi karena factor atau unsur yang ada dalam kota, dalam desa, dan diantara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa adanya jaringan lalu lintas yang makin meluas yang menghubungkan  antara desa dengan kota, adanya integrasi atau pengaruh kota terhadap  desa, kebutuhan timbal-balik antara desa dan kota telah memacu interaksi desa dan kota secara bertahap dan pasti.

3. Pembangunan Perkotaan                                                            

            Perkembangan kota merupakan pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan, daan politik. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan mengandung 5 unsur yang meliputi :

·         Wisma, merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan sosial dalam keluarga.

·         Karya, merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan masyarakat. Penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota dapat dilakukan dengan cara menyediakan ruang.

·         Marga, merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota(hubungan internal) serta hubungan antara kota itu dengan kota atau daerah lainnya(hubungan eksternal)

·         Suka, merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas  hburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan, kesenian.

·         Penyempurna, merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur diatas, termasuk fasilitas keagamaan, pekuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.

Pemecahan masalah atau pencapaian persyaratan di atas hendaknya dituangkan suatu kebijaksanaan dasar yang dikaitkan dengan pengembangan wilayah dan interaksi kota dan sekitarnya secara berimbang dan harmonis. Fungsi dan tugas aparatur pemerintah kotaharus ditingkatkan :

1.    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang dimbul di kota.

2.    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan  dengan tepat dan cepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya.

3.    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.

4.    Dalam rangka pemekaran kota harus ditingkatkan kerja sama yang baik antara para pemimpin dikota dengan pemimpin d tingkat kabupaten tetapi dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten di sekitarnya.


a.     

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat desa adalah sejumlah penduduk yang merupakan kesatuan masyarakat dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Dengan kata lain masyarakat desa adalah sejumlah penduduk yang tinggal di desa.

Kota merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi. Dengan adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik, tidaklah aneh kalau kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara pada umumnya. Kota yang letaknya strategis akan berkembang dengan pesat.

Kota merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi. Dengan adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik, kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara pada umumnya. Kota yang letaknya strategis akan berkembang dengan pesat.

Komentar

Let's see!!